Wisata ke Tokyo Jepang


Back To Tokyo
Yak……sekarang waktunya minggat dari Kyoto menuju Tokyo dengan kereta api cepat Shinkasen lagi. Kali ini kita sudah “mengirim” koper-koper besar ke hotel tujuan kami di Tokyo sehari sebelumnya dengan biaya 1.000-1.500 Yen per koper (tergantung berat koper)

Kali ini kami membeli tiket kereta Shinkansen yang paling mahal (Green Ticket) dan tak lupa mampir ke tempat makan yang mesennya pake vending machine. Pesanan dan pembayaran dilakukan di vending machine, dan setelah itu kita tinggal ngambil makanan di dalam kedai dengan menunjukan tiket pemesanan makanan. Harga makanan disini relatif jauh lebih murah dibanding dengan harga makanan di restoran.


Sambil menunggu kereta api, saya juga membeli bekal bento box untuk dimakan di dalam kereta nanti (kayak pulang kampung aja sampe bawa bekal segala) hehehehe…….habisnya menarik banget pajangan-pajangan bento boxnya. 

Gerbong kereta Shinkansen Green Pass sangat nyaman sehingga sangat mendukung untuk acara menutup mata.......ditambah lagi perut kenyang akibat menyantap bento box, yahud dah. 2 jam kemudian kami sampai di Shinjuku Train Station di Tokyo, dan di dalam stasiun kereta ini saya sempat membeli oleh-oleh Tokyo Banana.


Keio Plaza Hotel

Nah ini dia hotelnya, terletak di daerah Shinjuku yang cukup padat dan dekat dengan Shinjuku Train Station. Beda banget ternyata antara Tokyo dengan Kyoto. Di Kyoto udaranya lebih dingin karena terletak didaerah pegunungan dan orangnya tidak sebanyak di Tokyo yang seperti semut dan jalannya pada ngebut semua.

Bangunan hotel-hotel di Jepang kok engga menarik yah, kayak gini-gini aja modelnya. Isi kamarnya juga tidak terlalu terkesan mewah, tapi cukup nyaman, terutama fungsi toiletnya yang pemanas tempat duduk, dryer dan pengatur tekanan air dll


Banyak tempat-tempat menarik yang ada di sekitar hotel seperti: Takashimaya dan Lumine shopping centre, toko-toko elektronik dan pernak-pernik, restoran, mini market, pachinko dan Starbuck. Jadi setiap kali kami mempunyai waktu senggang, saya selalu jalan-jalan disekitar hotel dan selalu menemukan hal-hal yang menarik.


Shukiji Fish Market

Wuih………. Shukiji Fish Market adalah tujuan destinasi yang sangat berkesan. Shukiji merupakan pasar seafood terbesar dan tersibuk didunia. Disini dijual berbagai macam produk seafood mentah dan matang, toko yang menjual pisau beraneka bentuk, dan juga terdapat banyak sekali restoran sushi.

Ada sebuah stand ramen yang sangaaaaaaat ramai, dan banyak mendapat komplimen oleh para bule di Youtube. Sayangnya ternyata tidak seenak yang dibayangkan. Kurangnya higenis dan ketiidakramahan penjual membuat selera makan saya hilang.

Untung kami tidak menghabiskan ramen itu, jadi kami masih bisa mencicipi berbagai makanan lainnya seperti: Uni Bowl, Toro Sashimi, Tamago, Scallop bakar dan kepiting Alaska rebus. Mantap banget....... Hanya saja keinginan saya untuk mencicip sashimi cumi hidup yang masih bergerak-gerak di piring itu tidak kesampaian karena sudah kekenyangan.


Asakusa Temple
Kuil ini merupakan kuil yang paling megah dan paling ramai di Tokyo. Tetapi pada prinsipnya semua kuil di Jepang ini sama, toko cindera mata dan jajanan disepanjang jalan (khusus di wilayah Asakusa Temple ini makanan dan minuman yang dibeli disini hanya boleh dimakan di sekitar stand penjual makanan tersebut supaya engga ngotorin jalan)…… jadi yah, gak seru deh, beli makanannya dikit-dikit aja asal nyobain.

Karena sudah keseringan masuk kuil selama perjalanan saya di Kyoto, saya memutuskan untuk tidak membuang-buang waktu masuk ke kuil Asakusa ini, dan memilih untuk menghabiskan waktu yang tersisa di hari ini untuk mengunjungi tempat-tempat menarik lain seperti Akihabara.
  

Akihabara
Disinilah markasnya Manga Maniak…….selain banyak toko yang menjual barang-barang yang berhubungan dengan kartun Jepang itu, sepeti figurine, komik, poster dan dvd, juga terdapat beberapa café dengan pelayan ceweq-ceweq ABG berpakaian ala pembantu Amerika Latin.

Berhubung saya gak suka Manga, jadi yah cuma sambil lewat aja…….masuk ke 1-2 toko untuk liat-liat apa aja yang dijual. Biasanya figurine Manga yang berpose sexy ditaruh ditempat khusus. Disini saya membeli beberapa mobil diecast titipan.


Omotesando Avenue

Omotesando adalah kawasan pusat perbelanjaan elit. Yang membuat daerah ini menjadi unik adalah bangunan-bangunan yang terletak jalan-jalan kecil di daerah ini yang berdesign menarik. Saya beruntung menemukan sebuah toko bernama Flying Tiger yang menjual banyak barang-barang unik dari Copenhagen untuk oleh-oleh.

Setelah beristirahat dan makan siang disebuah restoran Jepang kecil di sekitar Flying Tiger Shop, kami melanjutkan perjalanan kami ke Harajuku dan Takeshita Street


Harajuku dan Takeshita Street
Letak Harajuku street dan Takeshita street sangat berdekatan. Pastikan anda mengunjungi daerah ini pada hari Sabtu atau Minggu, karena hanya di kedua hari ini ABGnya Jepang bermunculan dengan menggunakan kostum-kostum menarik seperti karakter kartun Manga pujaan mereka, lengkap dengan semua asesorisnya.

Berjalan di area super padat ini perlu kewaspadaan tinggi karena walaupun seperti semut ngumpul, tapi semua orang berjalan cukup cepat, jadi kalau anda mau berjalan santai lebih baik berjalan disebelah kiri.


Barang -barang yang dijual disini kebanyakan pernak-pernik ABG, jadi buat saya lebih menarik untuk melihat lalu lalang orang-orang berkostum aneh dibandingkan dengan berbelanja,


Shibuya
Daerah Shibuya ini terkenal sebagai pusat fashion yang selalu dipadati pengunjung. Di Jepang, urusan fashion tidak melulu menjadi dominasi kaum hawa. 109 Man adalah bangunan yang khusus menjual fashion pria (walau ukuran gedungnya tidak sebesar gedung yang menjual fashion wanita). Saya tidak membeli baju apa-apa disini karena trend fashionnya sudah mulai untuk keperluan musim dingin.

Kami hanya membeli beberapa peralatan make up di Matsumoto Kiyoshi, dan mampir ke beberapa shopping centre yang ada di kawasan ini seperti Shibuya 109 dan Tokyu Department Store, 


Disney Sea
Sebenarnya saya tidak begitu tertarik untuk mengunjungi DisneySea di Tokyo ini karena badan sudah capek banget dipake marathon keliling 2 kota di Jepang. Tetapi saya penasaran karena hanya ada 1 DisneySea di dunia ini, dan letaknya di Tokyo, jadi yah tanggung banget kan kalo engga mampir.

Jam 7.30 pagi kami sudah ngantri untuk naik Disney Bus dari hotel. Tiket bus sudah kami beli beberapa hari sebelumnya di receptionis hotel, dan jam 8.30 teng kami sudah tiba di DisneySea. Taman bermainnya belum dibuka, tapi……… SUDAH RAME !!! ckckck……..hari biasa aja udah gini rame, pasti capek ngantri nanti di dalam.......tapi TETAP SEMANGAT !!! :)

Perbedaan antara Disneyland dengan DisneySea sebenarnya cukup terlihat jelas…… DisneySea menampilkan permainan yang ada unsur lautnya, dan juga permainan di DisneySea lebih heboh dibandingkan dengan DisneyLand.

Bener aja…….rombongan kami sudah kecapekan dan hanya punya sedikit tenaga untuk mengikuti beberapa acara seperti: Live Performance The Little Mermaid, naik kapal Sinbad, dan mengikuti petualangan 10.000 Leagues Under The Sea, 


Souvernir yang dijual di DisneySea sengaja dibuat sedikit berbeda antara tempat yang satu dengan yang lain, jadi bagi yang hobi berbelanja harus siap-siap mengitari semua toko. Barang-barang yang dijual saat ini bertema Haloween, jadi agak kurang menarik untuk dibeli. Untung masih ada tempat popcorn yang lucu untuk dikoleksi anak-anak dirumah.



Hari sudah menjelang malam.......dan pemandangannya pun semakin cantik setelah lampu-lampu dinyalakan. Kami mengakhiri kunjungan kami disini dengan menaiki kapal laut yang mengelilingi DisneySea sebelum kembali ke hotel dengan menggunakan chartered bus.


Back to Jakarta
Selesai sudah perjalanan 11 hari kami berwisata Jepang. Di hari terakhir ini kami berkendara selama 1 jam 30 menit menuju Narita Airport dengan menggunakan chartered airport bus.

Saya menyempatkan diri untuk makan makanan Jepang terakhir kalinya sebelum terbang menuju Jakarta via Hongkong. dengan menggunakan Cathay Pacific.


Airport Hongkong yang baru ini luas banget, sampai ada LRT sendiri yang menghubungkan 300 gatenya,  Hanya saja tidak ada sesuatu yang menarik untuk difoto disini kecuali patung kepala Budha yang dibuat dari tumpukan kaleng sarden. Jadi sambil menunggu jadwal penerbangan kami ke Jakarta yah kami ngopi-ngopi aja di Starbuck dan makan bakmi. Disini saya menemukan sebuah toko Disneyland Hongkong, jadi saya masih sempat beli beberapa barang lagi untuk oleh-oleh. Hanya saja saya kaget dengan harga-harga barang di Hongkong yang lebih mahal dibandingkan dengan Jepang.


Akhirnyaaaaaaaaaaa..........sampai juga kami di Jakarta tercinta dengan badan setengah remuk, hehehehe....... Walau demikian saya sangat puas dengan wisata kami di Jepang. Kalau ada kesempatan saya masih mau mengunjungi beberapa kota lainnya di Jepang, mungkin seru juga berwinter ria di Jepang :)



Salam bloggers

www.RumahKostJakarta.com