Wisata ke Penang

Day 1 – Jakarta to Penang

Di awal tahun 2015 ini kami sekeluarga memutuskan untuk berwisata ke pulau Penang, Malaysia. Hanya kali ini kepergian kami diselimuti rasa cemas yang berlebih karena kami menggunakan Air Asia, dimana maskapai ini beberapa hari sebelumnya mengalami kecelakaan tragis….kandas di lautan…..Hiyyyy seremmmm….. Saya banyak merapal doa selama perjalanan 2 jam 30 menit ini, dan puji Tuhan kami sampai di Penang sore harinya dengan selamat. Phewwww……….Haleluya......

Setelah keluar dari airport, kamipun langsung menuju tempat makan malam kami: East Hokkaido Restaurant, yaitu sebuah restoran seafood dengan cita rasa lokal yang cukup baik. Kami bersantap di bagian ruang terbuka, karena di dalam restoran cukup penuh, dan nada-nada fals yang dinyanyikan para pengunjung restoran di karaoke boothnya terasa tidak nyaman dikuping, hehehehe……

Setelah kenyang, kamipun menuju ke hotel pilihan kami: G Hotel, yang terletak di daerah Gurney. Hotel ini sudah berumur 8 tahun, tetapi lokasi dan pelayanannya sangat baik. Hotel ini berdampingan dengan Plaza Gurney yang cukup bagus, dan juga berjarak 30 meter dari pusat jajanan yang terkenal: Gurney Hawker Center.


Day 2 – Enjoying Penang Island

Perjalanan di hari kedua dimulai dengan menuju ke Bukit Bendera (semacam puncaknya orang Jakarta), hanya saja untuk mencapai keatas, tidak dapat menggunakan kendaraan pribadi, tetapi harus menggunakan Furnicular, yaitu sejenis kereta listrik dengan kemiringan rel menanjak sekitar 40 derajat.

Setelah sampai diatas, saya BINGUNG……. Tidak ada apa-apa disini, hiburan yang disajikan terlalu kampungan, seperti foto dengan burung kakak tua, melihat pemandangan kota Penang dengan binocular, Owl museum yang mempunyai koleksi apa saja berbentuk burung hantu (spt jam patung, lukisan dll), dan Toy museum………haizzzzz, gak kelas banget hiburan disini

Setelah beberapa saat, saya memutuskan untuk menyewa Golf Cart (RM 30) untuk mengelilingi Bukit bendera ini. Disini terdapat beberapa villa orang-orang terkenal dan kaya di Malaysia, tetapi sejauh pengamatan saya, tidak ada yang wow…… hanya villa-villa tua dan agak busuk saja yang saya temukan disini.

Kekecewaan kami atas  Bukit Bendera ini agak terobati saat makan siang di Ivy’s Kitchen Restaurant yang menyajikan makanan khas Peranakan (Halal food).

Restoran ini cukup bersih, dan rasa makanannya pun cukup enak, dengan arona makanan khas peranakan yang tidak dapat saya jumpai di manapun, termasuk di Jakarta, Singapore dan bahkan di Kuala Lumpur..... mungkin karena memang disini pusatnya makanan khas peranakan.


Peranakan House

WOW……. Peranakan House ini sungguh indah dan dalam kondisi yang sangat baik, Arsitektur, Furniture, Dekorasi Ruangan sampai Alat-Alat Dapur khas Peranakannya pun ada disini.

Untuk mengetahui detail dari semua yang ada pada bangunan ini, baiknya anda menggunakan jasa tour leader yang disediakan disini, karena banyak hal-hal yang menarik, informatif dan lucu yang dapat anda temukan di Peranakan House ini seperti kursi khusus pacaran, kursi bayi multi fungsi, kereta dorong bayi dengan pendingin, dan masih banayak lagi


Gurney Hawker Center

Malamnya kami makan di Gurney Hawker Center yang terletak disebelah hotel. Walau ukuran Hawker Centre ini tidak terlalu besar, tetapi makanan yang dijajakan disini sangat bervariatif, saya mencicipi beberapa jenis makanan disni seperti: kwetiaw goreng, ice cendol, hokkien mee, satay dan rujak.

Setelah kekenyangan, kami semua cuci mata  di Plaza Gurney Plaza yang terletak disebelah Hawker Centre, dan setelah itu kembali hotel untuk beristirahat.


Day 3 – Batu Ferringhi

Dihari ketiga ini kami cek out dari G Hotel dan menuju Hard Rock Hotel di daerah Batu Ferringhi. Tetapi sebelumnya kami mampir dulu ke Blue Mansion, dan berfoto di beberapa mural.


Mural


Mural adalah lukisan dinding bernuansa art sreet yang kadang disertai dengan beberapa objek nyata seperti sebuah sepeda, tanaman hidup atau sebuah kursi. Walaupun saat ini telah terdapat banyak mural di daerah George Town yang dilukis baik oleh artis lokal Malaysia maupun artis internasiional, tetapi pemerintah Malaysia telah melarang penambahan mural di lokasi umum.

Belum lengkap rasanya jika belum berfoto dengan beberapa mural terkenal yang ada disini seperti “Little Children on a Bicycle” di Armenian Street dan “Reaching Up” di Cannon Street.


The Blue Mansion (Cheong Fatt Tze Mansion)

The blue mansion ini adalah rumah seorang saudagar kaya keturunan Tionghoa yang telah dilestarikan oleh UNESCO karena keunikannya. Bangunan ini melibatkan unsur Feng Shui yang amat sangat rumit. Mulai dari pintu masuknya yang berukiran hewan-hewan pembawa keberuntungan, jumlah tiang penyangga halaman rumah yang berjumlah 8 buah tiang, bahkan sistem pembuangan air hujan di sekitar rumahpun dipercaya dapat memberikan hoki kepada pemilik rumah jika disalurkan dan ditampung terlebih dahulu di halaman rumah sebelum dibuang ke parit.

Tour mengenai Cheong Fatt Tze Mansion ini diadakan 3x sehari, jadi anda perlu untuk mengatur waktu yang tepat agar anda dapat mendengarkan penjelasan yang rinci akan keunikan bangunan ini.


Asam Laksa Air itam


Bagi para penggemar Laksa, bersiap-siaplah……..rasa Asam Laksa yang terletak di pasar Air Itam ini benar-benar menggetarkan. 

Walaupun menggunakan bahan dasar ikan dan petis, tapi tidak berbau amis sama sekali.



Hard Rock Hotel

Seperti di Hard Rock Hotel lainnya, pelayanan di hotel ini cukup bagus, dan kolam renangnya pun cukup indah……anak-anak berenang sampai puas disini.

Dibagian belakang hotel terdapat pantai umum, dan bagi anda yang suka bertualang, anda bisa menyewa kuda, jet ski, banana boat atau parasut.


Sea Queen Restaurant

Malamnya kami mengunjungi satu-satunya mall di Batu Ferringhi: Straits Quay yang berjarak sekitar 20 menit dari hotel untuk makan malam di Sea Queen Restaurants yang menyajikan menu seafood. Makanan di restoran ini biasa-biasa saja.

Mall Straits Quay ini sangat sepi pengunjung, mungkin karena tenant tokonya yang terlalu standard. Untungnya pemandangan disini  cukup indah, dibagian belakang mall terdapat dermaga yang dijadikan tempat parkir yacht pribadi. Juga kami sempat berfoto dengan mural seorang gadis kecil yang membawa balon untuk kenang-kenangan.


Day 4 – Back to George Town

Ternyata sangat membosankan di Batu Ferringhi, hanya terdapat pantai, tempat belanja kaki lima, dan sebuah mall yang sepi itu……jadi kami memutuskan untuk kembali ke George Town di hari yang ke lima ini.


Khoo Kong Si


Adalah sebuah bangunan marga “Khoo” yang digunakan sebagai tempat penampungan gratis bagi para marga Khoo yang merantau di pulau Penang sampai mereka mapan secara ekonomi. Bangunan yang indah ini dulunya juga digunakan untuk pertemuan rahasia para tetua marga untuk mengontol bisnis-bisnis mereka baik yang ada di Malaysia maupun yang ada di negara lain.

Bagi yang suka berselfie, bangunan Khoo Kong Si ini jauh lebih indah jika difoto di sore hari loh.


Wai Kee Char Siew


Restoran yang hanya menjual daging panggang, jeroan, nasi hainam dan sayuran rebus ini setiap harinya selalu ramai, dan konon katanya sebelum jam 1 siang selalu sudah habis. Karena penasaran kami mencoba untuk makan siang disini sekitar jam 11.30. Seperti yang diduga, antrian cukup banyak dan tidak kebagian tempat duduk, tetapi sang penjual sangat gesit, dia membuka meja cadangan buat saya.

Kira-kira hanya beberapa antrian dibelakang saya yang masih bisa membeli karena barang dangannya sudah ludes......ckckck......ternyata emang beneran laku. Dagingnya luar biasa empuk, dan rasanya cukup pas dilidah……  


Penang Road Famous Teochew Chendul


Sesudah makan daging panggang, kini saatnya untuk cuci mulut dengan yang dingin-dingin di tengah teriknya panas matahari……. Baru kali ini makan cendol pinggir jalan sampe ngantri 10 orang….. katanya sih kalo sore atau wiken bisa ngantri sampe 50 orang, dan ini sudah berlangsung sampai puluhan tahun. Sadis banget yah jualan cendol kok bisa heboh kayak gitu.

Rasanya? Hmmm….. selain kualitas sang cendol yang lebih lembut dan gula merah yang lebih harum dari yang ada di Jakarta, saya rasa sih selebihnya biasa-biasa ajah….. gak nendang sampe gimana gitu. Tapi bolehlah dicoba biar engga penasaran.


Char Kway Teow

Guys….sumpah…..ini kwetiaw goreng enak banget, lokasinya ada di jalan Lorong Selamat, gak susah kok nyarinya, cukup cari tukang masak kwetiaw bertampang judes yang pake topi merah. Judesnya beneran loh, coba aja pesen yg aneh-aneh seperti: 1 ga pake telor cabe banyak, 1 ga pake toge cabe dikit, dst dst, pasti langsung meledak dia…....wwkwkwk 

Btw ga bisa nambah sambel disini, soalnya sambelnya kudu dimasak ama kwetiawnya, jadi mesti yakin dulu mau pake sambel apa kagak, dan berapa dalamnya ilmu menahan pedas anda.


Day 5 – Back to Jakarta

Baru tau, ternyata capek juga yah kalo makan terus…..hehehehe…….hari terakhir di Penang ini santai-santai aja di hotel, anak-anak berenang lagi sampe item, terus makan pizza, spaghetti dll di hotel.

Pas di airport kita semua makan siang di KFC…… beda banget rasa KFC disini sama yang di Jakarta, belum lagi nasinya yang pake nasi hainam, sampe lahap banget anak-anak (bapaknya juga sih) wkwkwkwk……..

Perjalanan pulang dengan Air Asia masih terasa sedikit menegangkan karena muka air stewardessnya yang pada masih kelihatan shock banget tiap kali ada sedikit guncangan dipesawat...... sekali lagi Puji Tuhan, kami sampai dengan selamat-mat-mat di tanah air tercinta.



RASUNA ICON HOTEL



best hotel in Jakarta


book now:
+021 5201642 / 5223528